Rabu, 06 April 2016

Optimalisasi Manfaat HP

Sepertinya tiada orang yang tidak mengenal HP , hand phone atau telepon genggam untuk saat-saat ini. Kini harganyapun bervareasi tergantung merk dan kelasnya.
Tapi 20 tahun lalu atau sekitar thn '96 HP masih berada di pegangan para eksekutif atau pengusaha yang tergolong sukses. Tahun 2002 an saat kerja di Malaysia agar komunikasi dengan keluarga bisa lancar saya mengirim uang untuk dibelikan HP di Indonesia untuk dapat membeli merk Nokia harganya masih 1,2 juta rupiah, itupun scond.


FAKTA:

Masyarakat secara umumnya masih banyak perjuangan di bidang perekonomian, minimnya lowongan kerja sedangkan angkatan kerja kian menggelembung. Sehingga banyak lulusan sekolah bekerja di luar disiplin ilmunya, bahkan angka pengangguran semakin tinggi.


Di sisi lain;
Perkembangan jaman semakin canggih, kemajuan di bidang IT (baca ai ti = Teknologi Informasi) akhir2 ini telah membawa dampak pada pola komunikasi massa yang cepat, efisien dan murah.
Berbagai perusahaan alat2 yang berhubungan dengan Teknologi Informasi mulai dari Hand Phone, Tab, spare part, asesori telah menumbuhkan perekonomian yang signifikan. Para penjual eceran Pulsa HP di tepi-tep jalan pun ikut tersenyum dapat tambahan income lumayan.
Hal demikian merupakan bidang usaha yang lebih menarik dibanding bidang usaha konvesnsional.
Mari lihat studi banding antara jual bensin eceran dan pulsa HP & Listrik;

 

Kemajuan IT teknologi informasi telah membuat bisnis menjadi lebih sederhana, lebih cepat, biaya operasional lebih murah namun pendapatan lebih besar, sehingga laba pun lebih besar dibanding dengan bisnis konvensional.


Mengapa perbedaannya cukup besar? Karena jual eceran beras, bensin dilakukan sendiri, sedangkan jual eceran pulsa HP atau listrik mengikuti program perusahaan yang sudah besar dan mempunyai jaringan kerja (network).
Lebih hebat lagi menjual pulsa HP atau listrik ada program tambahan yaitu system bagi hasil (afiliasi). Yaitu dengan memasarkan programnya melalui meregistrasi agen baru. Jika agen itu melakukan transaksi , maka resellernya (org yang merefensikan) mendapat komisi bagi hasil meski tidak melakukan sendiri menjual pulsa.

Contoh : si A mereferensikan program jual pulsa kepada si B, maka ketika terjadi satu kali transaksi yang dilakukan B, dia sendiri mendapat laba senilai Rp.650,- sedangkan si A menerima komisi sebesar Rp.100,- (komisi afiliasi ini tergantung settingannya). Nilai komisi Rp.100,- bukan diambilkan dari komisi A namun langung dari pusat operator, sebenarnya yang dikeluarkan untuk komisi Rp.750,-
Kecil memang , tapi jika si B mereferensi banyak penjual pulsa, maka menjadi banyak pula akumulasinya, sedang dia tidak melakukan transkasi jual pulsa.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar